Selasa, 10 November 2015

Macam-macam gunung berapi

1. Gunung Api Berdasarkan Bentuknya 
  • Stratovolcano : Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), terkadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis ini. 
  • Perisai : Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai. 
  • Cinder Cone : Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya. 
  • Kaldera : Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.



2. Gunung Api Berdasarkan Proses Terjadinya
  • Gunung api Maar, berbentuk seperti danau kawah. Terjadi karena letusan besar yang kemudian membentuk lubang besar di bagian puncak. Bahan-bahan yang dikeluarkan berupa benda padat/effiata. Contoh, Gunung Lamongan di Jawa Timur.
  • Gunung api kerucut/srato, yaitu jenis gunung api yang paling banyak dijumpai. Berbentuk seperti kerucut dengan lapisan lava dan abu yang berlapis-lapis. Terjadi karena letusan dan lelehan batuan panas dan cair. Lelehan yang sering terjadi menyebabkan lereng gunung berlapis-lapis sehingga disebut strato. Sebagian besar gunung api di Indonesia masuk dalam kategori gunung api kerucut. Contoh, Gunung Merapi.
  • Gunung api perisai/tameng, berbentuk seperti perisai, terjadi karena lelehan yang keluar dengan tekanan rendah, sehingga nyaris tidak ada letusan dan membentuk lereng yang sangat landai dengan kemiringan 1 sampai 10 derajat. Contoh gunung api perisai/tameng antara lain Gunung Maona Loa Hawaii di Amerika Serikat.



3. Gunung Api Berdasarkan Tipe Letusan
  • Hawaian, memiliki tipe letusan dengan pancuran lava ke udara mencapai ketinggian 200 meter, mudah bergerak dan mengalir secara bebas.
  • Strombolian, memiliki ciri letusan mencapai 500 meter dengan pijaran seperti kembang api.
  • Merapi, memiliki tipe letusan dengan ciri guguran lava pijar saat kubah lava runtuh.
  • Volcanian, memiliki ciri letusan yang membentuk volcano disertai awan panas yang padat.
  • Pelean, gunung api dengan tipe letusan yang paling merusak karena magma yang meletus dari bagian lereng gunung yang lemah.
  • St. Vincent, gunung api dengan tipe letusan yang disertai longsoran besar dan awan panas yang bisa menutupi area yang luas.
  • Sursteyan, gunung api dengan tipe letusan dengan vulkanian tetapi kekuatan letusannya lebih besar.
  • Plinian, gunung api dengan tipe letusan eksplosif yang sangat kuat dengan ketinggian letusan yang mencapai >500 km.


4. Gunung Api Berdasarkan Aktifitasnya
  • Gunung api aktif, yaitu gunung api yang masih bekerja dan mengeluarkan asap, gempa, dan letusan.
  • Gunung api mati, yaitu gunung api yang tidak memiliki kegiatan erupsi sejak tahun 1600.
  • Gunung api istirahat, yaitu gunung api yang meletus sewaktu-waktu, kemudian beristirahat. Contoh, Gunung Ceremai dan Gunung Kelud.

Skema Peringatan Gunung Berapi di Indonesia